Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Pengikut

RSS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. R DENGAN KOMPLIKASI HIV/AIDS

Fitri Hijri khana

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Saat ini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Pada tahun 2007 terdapat 24 ibu hamil yang dinyatakan positif mengidap virus HIV/AIDS. Bila jumlah ibu hamil yang positif HIV bertambah, ada kemungkinan peningkatan balita yang terinfeksi penyakit yang sama. Sebagian besar data dan fakta lapangan bahwa kota Surabaya menduduki peringkat 1 dalam kasus HIV/AIDS di Jawa Timur, terdapat 449 (75,59%) kasus berada di Surabaya dari jumlah total 594 kasus HIV/AIDS di Jawa Timur. Angka kematian akibat HIV/AIDS masih tinggi, 80 persen sudah mengidap AIDS. Di Jatim jumlah akumulasi penderita HIV/AIDS yang meninggal sejak tahun 1989 sampai Agustus 2007 mencapai 339 orang dari 1.445 penderita AIDS.
Penyakit AIDS disebabkan karena melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus HIV. HIV dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya. Tanpa upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang terinfeksi HIV menjadi tertular juga. Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin menularkan HIV kepada bayinya. Namun tidak ada jumlah viral load yang cukup rendah untuk dianggap “aman”.
Infeksi dapat terjadi kapan saja selama kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum atau selama persalinan. Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung lama. Selama persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darahibunya. Meminum air susu dari ibu yang terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi pada si bayi.
Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga cara, dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan setelah persalinan. Dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan nantinya bisa memberikan asuhan keperawatan dengan baik.

B.     Tujuan.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan anak dari Ibu NURAIDA, SST
C.    Manfaat.
1.      Mahasiswa mengetahui tanda bahaya HIV.
2.      Mahasiswa mampu menjaga diri dari penularan Virus Hiv
3.      Mahasiswa dapat lebih aktif dalam memberikan konseling kepada masyarakat tentang bahaya virus HIV/ AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat dialihkatakan sebagai Sindrome Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.
Acquired : didapat, bukan penyakit keturunan
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit.
AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus (HIV). (Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare). Sedangkan di dalam kamus kedokteran Dorlan (2002), menyebutkan bahwa AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu, termasuk pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut.

B.  Etiologi.
Penularan virus HIV/AIDS terjadi karena beberapa hal, di antaranya ;
1.      Penularan melalui darah, penularan melalui hubungan seks (pelecehan seksual). (WHO, 2003).
2.      Hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan.
3.      Perempuan yang menggunakan obat bius injeksi dan bergantian memakai alat suntik.
4.      Individu yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu berhubungan kelamin dengan orang yang terinfeksi HIV..
5.      Orang yang melakukuan transfusi darah dengan orang yang terinfeksi HIV, berarti setiap orang yang terpajan darah yang tercemar melalui transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi.

C.  Cara penularan dari Ibu pada anak.
Penularan HIV dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita HIV/AIDS sebagian besar masih berusia subur, sehingga terdapat resiko penularan infeksi yang terjadi pada saat kehamilan (Richard, et al., 1997). Selain itu juga karena terinfeksi dari suami atau pasangan yang sudah terinfeksi HIV/AIDS karena sering berganti-ganti pasangan dan gaya hidup. Berdasarkan CDC Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Apabila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan jika gejala AIDS sudah tampak jelas maka kemungkinannya akan meningkat mencapai 50% (PELKESI, 1995).
Penularan ini dapat terjadi dalam 3 periode:
1.        Periode kehamilan.
Selama kehamilan, kemungkinan bayi tertular HIV sangat kecil. Hal ini disebabkan karena terdapatnya plasenta yang tidak dapat ditembus oleh virus itu sendiri. Oksigen, makanan, antibodi dan obat-obatan memang dapat menembus plasenta, tetapi tidak oleh HIV.
Plasenta justru melindungi janin dari infeksi HIV. Perlindungan menjadi tidak efektif apabila ibu:
a.       Mengalami infeksi viral, bakterial, dan parasit (terutama malaria) pada plasenta selama kehamilan.
b.      Terinfeksi HIV selama kehamilan, membuat meningkatnya muatan virus pada saat itu.
c.       Mempunyai daya tahan tubuh yang menurun.
d.      Mengalami malnutrisi selama kehamilan yang secara tidak langsung berkontribusi untuk terjadinya penularan dari ibu ke anak.
2.        Periode persalinan.
Pada periode ini, resiko terjadinya penularan HIV lebih besar jika dibandingkan periode kehamilan. Penularan terjadi melalui transfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan. Semakin lama proses persalinan, maka semakin besar pula resiko penularan terjadi. Oleh karena itu, lamanya persalinan dapat dipersingkat dengan section caesaria.
Faktor yang mempengaruhi tingginya risiko penularan dari ibu ke anak selama proses persalinan adalah:
a.       Lama robeknya membran.
b.      Chorioamnionitis akut (disebabkan tidak diterapinya IMS atau infeksi lainnya).
c.       Teknik invasif saat melahirkan yang meningkatkan kontak bayi dengan darah ibu misalnya, episiotomi.
d.      Anak pertama dalam kelahiran kembar.
3.    Periode Post Partum.
Cara penularan yang dimaksud disini yaitu penularan melalui ASI. Berdasarkan data penelitian De Cock, dkk (2000), diketahui bahwa ibu yang menyusui bayinya mempunyai resiko menularkan HIV sebesar 10- 15% dibandingkan ibu yang tidak menyusui bayinya. Risiko penularan melalui ASI tergantung dari:
a.       Pola pemberian ASI, bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan kurang berisiko dibanding dengan pemberian campuran.
b.      Patologi payudara: mastitis, robekan puting susu, perdarahan putting susu dan infeksi payudara lainnya.
c.       Lamanya pemberian ASI, makin lama makin besar kemungkinan infeksi.
d.      Status gizi ibu yang buruk.

D.    Manifestasi Klinis.
Manifestasi klinis yang tampak dibagi menjadi 2, yaitu:
1)      Manifestasi Klinis Mayor
a.       Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan.
b.      Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus.
c.       Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 tiga bulan.
d.      TBC.
2)      Manifestasi Klinis Minor.
a.    Batuk kronis selama lebih dari satu bulan.
b.   Infeksi pada mulut dan jamur disebabkan karena jamur Candida Albicans.
c.    Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh.
d.   Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal di seluruh tubuh.

E.  Diagnosis.
1.    VCT (Voluntary Counseling Testing)
VCT adalah suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya untuk mencegah penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga , dan lingkungannya. Tujuan VCT.
a.         Upaya pencegahan HIV/AIDS.
b.        Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi/pengetahuan mereka tentang faktor-faktor resiko penyebab seseorang terinfeksi HIV
c.         Upaya pengembangan perubahan perilaku, sehingga secara dini mengarahkan mereka menuju ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi antiretroviral, serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat
2.      Pemerikasaan Laboratorium.
a.       Tes serologis: tes antibodi serum terdiri dari skrining HIV dan ELISA;
tes blot western untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap beberapa protein spesifik HIV ; penurunan sel T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan perbandingan 2:1 dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24 (protein pembungkus HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A; reaksi rantai polymerase untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer monoseluler; serta tes PHS (pembungkus hepatitis B dan antibodi,sifilis, CMV mungkin positif).
b.      Pemeriksaan histologis, sitologis urin ,darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan sekresi.
c.       Tes neurologis: EEG, MRI, CT Scan otak, EMG.
d.      Tes lainnya: sinar X dada menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCV tahap lanjut atau adanya komplikasi lain; tes fungsi pulmonal untuk deteksi awal pneumonia interstisial; Scan gallium; biopsy; branskokopi.
3.      Tes Antibodi.
a.       Tes ELISA, untuk menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi HIV.
b.      Western blot asay/ Indirect Fluorescent Antibody (IFA), untuk mengenali antibodi HIV dan memastikan seropositifitas HIV.
c.       Indirect immunoflouresence, sebagai pengganti pemerikasaan western blot untuk memastikan seropositifitas.
d.      Radio immuno precipitation assay, mendeteksi protein pada antibodi.
4        Pendeteksian HIV.
Dilakukan dengan pemeriksaan P24 antigen capture assay dengan kadar yang sangat rendah. Bisa juga dengan pemerikasaan kultur HIV atau kultur plasma kuantitatif untuk mengevaluasi efek anti virus, dan pemeriksaan viremia plasma untuk mengukur beban virus (viral burden).

F.      Penatalaksanaan.
HIV menyebabkan terjadinya penurunan kekebalan tubuh sehingga pasien rentan terhadap serangan infeksi oportunistik. ARV bisa diberikan pada pasien untuk menghentikan aktivitas virus, memulihkan sistem imun dan mengurangi terjadinya infeksi oportunistik, memperbaiki kualitas hidup dan memperpanjang usia harapan hidup penderita HIV/AIDS. Obat ARV terdiri atas beberapa golongan seperti nucleoside reversetranscriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor, dan inhibitor protease.

G.    Pencegahan.
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga cara, dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan setelah persalinan. Cara tersebut yaitu:
1.      Penggunaan obat Antiretroviral selama kehamilan, saat persalinan dan untuk bayi yang baru dilahirkan. Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load menjadi lebih rendah sehingga jumlah virus yang ada dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk menularkan HIV. Resiko penularan akan sangat rendah (1-2%) apabila terapi ARV ini dipakai. Namun jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai sakit melahirkan, ada dua cara yang dapat mengurangi separuh penularan ini. AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan, dan untuk ibu dan bayi selama satu minggu setelah lahir. Satu tablet nevirapine pada waktu mulai sakit melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 2–3 hari setelah lahir. Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi penularan menjadi hanya 2 persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat muncul pada hingga 20 persen perempuan yang memakai satu tablet waktu hamil. Hal ini mengurangi keberhasilan ART yang dipakai kemudian oleh ibu. Resistansi ini juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun begitu, terapi jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.
2.      Penanganan obstetrik selama persalinan. Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan metode Sectio caesaria karena metode ini terbukti mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi sampai 80%. Apabila pembedahan ini disertai dengan penggunaan terapi antiretroviral, maka resiko dapat diturunkan sampai 87%. Walaupun demikian, pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi imunitas ibu yang rendah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh karena itu, persalinan per vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai kondisi gizi, keuangan, dan faktor lain.
3.      Penatalaksanaan selama menyusui. Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI sangat dianjurkan untuk bayi dengan ibu yang positif HIV. Karena sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan bahwa ± 14 % bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi.




BAB III
TINJAUAN KASUS

I.            SOAP ANTENATALCARE (ANC)
Tanggal  : 27- 03-2012                                    Pukul  : 11- 45 wib
A.      Identitas.
Nama Ibu             : Radhiah
Umur                   : 33 thn
Suku/Bangsa        : Aceh/Indonesia
Agama                  : Islam
Pendidikan           : SMA
Alamat                 : Paya Demam

Nama Suami         : Syahril
Umur                    : 35 thn
Suku/Bangsa        : Aceh/Indonesia
Agama                  : Islam
Pendidikan           : SMA
Alamat                 : Paya demam
.
B.       Subjektif.
Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
HPHT : 10-10-2012
TT        : Tidak Lengkap.
Ibu mengatakan pusing,
Ibu mengatakan sering demam.
batuk sudah 3 minggu,
Sariawan susah untuk makan.
Adanya cairan seperti keputihan yang berbau.

C.  Objektif.
TD                   : 110/60 mmHg
Pols                 :  74 x/m
Temp               :  36°C
Resp                :  20 x/m
TB                   : 156 Cm
BB                   :  55 Kg
LILA   :   27,0 Cm
Ø  Pemeriksaan Leopold :
Tinggio fundus uteri :   34 cm
posisi punggung janin : PUKA
bagian terendah janin :  kepala
penurunan bagian terendah :  Kepala sebagian kecil sudah masuk PAP/Convergent.
DJJ      : 130 X /menit
TBJ     : 3565    Gram
TTP     : 17-7 - 2012 
K/U     : Kurang Baik.
Pemeriksaan Kebidanan : ibu positif terkena Virus HIV.

D.    Assesment.
Ibu dengan G: I    P: 0     A: 0       umur kehamilan 38  minggu, janin hidup intra uterin,  posisi PUKA,  presentasi kepala dan Convergent, keadaan ibu kurang baik pemantau lebih lanjut akan kondisi ibu, karena ibu tertular Virus HIV.
E.     Plening.
1.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2.      Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
3.      Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
4.      Menginformasikan pada ibu tentang tanda bahaya selama kehamilan.
5.      Memberi tablet fe dengan dosis 1 tablet sehari.
6.      Memberikan ibu obat ARV untuk dikonsumsi selama kehamilan.
7.      Penanganan dan pelayanan yang lebih ekstra untuk pasien yang dimaksudkan
8.      Menganjurkan ibu untuk kembali apabila ada keluhan.
9.      Pendokumentasian tentang data- data pasien.




II.            SOAP INC
27- maret- 2012                                   jam : 20: 30 Wib
A.  Identitas.
Nama Ibu                    : Radhiah
Umur                          : 33 thn
Suku/Bangsa              : Aceh/Indonesia
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMA
Alamat                                    : Paya Demam

Nama Suami                : Syahril
Umur                           : 35 thn
Suku/Bangsa               : Aceh/Indonesia
Agama                         : Islam
Pendidikan                  : SMA
Alamat                                    : Paya demam.

B.  Data Subjektif.
1.      Keluhan utama ibu                       : ingin melahirkan.
2.      Perasaan sejak datang ke klinik   : Nyeri di atas simpisis.
3.      Tanda – tanda bersalin
         Kontraksi                                   : Ada
         Sejak tanggal                              : 27 maret 2012                             
         Pukul                                          : 19; 00 Wib
         Frekwensi                                   : 3 x setiap 10 menit
         Lamanya                                                : 20 – 30 detik
         Lokasi ketidak nyamanan          : simpisis, pinggang dan vagina
4.      Pengeluaran vagina
         Darah / lendir                 : Ada
         Darah segar                    : Ada   Jumlah             : 40 cc            Warna: merah
         Air ketuban                    : Ada   Jumlah             : 500 cc           Warna: Jernih
5.      Masalah – masalah yang khusus : Ada
6.      Riwayat kehamilan sekarang      
        HPHT                              : 10-07-2012
        ANC                               : 4 kali di bidan
7.        Riwayat imunisasi            : Lengkap
8.        Riwayat kehamilan dan persalinan lalu    : Tidak ada.
9.        Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir   : ada
10.    Makan dan minum terakhir pukul            : 20.00 WIB.
Jenis makanan                              : nasi dan lauk pauk serta air putih
11.  BAB terakhir                               : 14.00wib
12.  BAK terakhir                               : 13.45wib.
13.  Tidur                                            : Kurang tidur karena nyeri padaperut
14.  Psikologi                                      : Cemas.
15.  Keluhan lain ( bila ada )                      : Ibu lemah, Dan sering sakit.

C.  Data Objektif.
TD                   :90/80 mmHg
Pols                 :74 x/m
Tem                 :35°C
Resp                :24 x/m
TB                   :156 Cm
BB                   :55Kg
LILA               :25,0 Cm
Pemeriksaan Leopold.
Tinggi fundus uteri                 : 34    cm.
posisi punggung janin : PUKA,
bagian terendah janin  : kepala,
penurunan bagian terendah : Disvergent 4/5
DJJ                  : 120 X /menit
TBJ                  : 3565 Gram
TTP                 : 17-04-2012
Pembukaan      : 5 cm
K/U                 : Kurang baik
Ibu segera dirujuk. Dengan komplikasi positif terkena Virus HIV.
D.  Assesment.
Ibu Inpartu dengan G: I    P: 0    A:O, umur kehamilan  38  minggu, janin hidup intra uterin, posisi PUKA, presentasi kepala dan Disvergent, penurunan bagian terendah 4/5, pembukaan servik 5 cm, his ada, kontraksi 3 x/10 menit, konsistensi his sedang. Ibu Dengan komplikasi Positif terkena Virus HIV.

E.   Plening.
1.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2.      Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan
3.      Berikan dukungan dan asuhan pada ibu
4.      Jelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga
5.      Pantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
6.      Lakukan VT dan Vital sign setiap 30 menit atau setiap 4 jam sekali sesuai indikasi.
7.      Menggunakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong persalinan.
8.      Menggunakan sarung tangan saat menolong bayi
9.      Mencuci tangan setelah selesai menolong penderita AIDS
10.  Menggunakan pelindung mata (kacamata).
11.  Memegang plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang infeksius.
12.  Tidak menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut
13.  Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody terhadap HIV serta dapatkan AZT sebagai profilaksis.
14.  Pemantauan 2 jam post partum sesuai prosedur.














BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan.
AIDS adalah suatu penyakit retrovirus epidemik menular, yang disebabkan oleh infeksi HIV, yang pada kasus berat bermanifestasi sebagai depresi berat imunitas seluler, dan mengenai kelompok risiko tertentu, termasuk pria homoseksual atau biseksual, penyalahgunaan obat intravena, penderita hemofilia, dan penerima transfusi darah lainnya, hubungan seksual dari individu yang terinfeksi virus tersebut.

B.     Saran.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk pembaca yang bersifat membangun untuk lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : Elstar Offset.
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I. Jakarta : EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka.

a

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

MIDWIFE KHANA mengatakan...

ayoo temannn post kan komentar naa... smogaa bhan ni bermanfaat bsaa dipergunakan seperlunyaaa :)

Posting Komentar