Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Pengikut

RSS

SOAP ANC dan INC Diagnosis CMV dan Sifilis By Fitri Khana

PENDOKUMENTASIAN ( SOAP ) PADA IBU ANC


Tanggal  : 09-04-2012                                             Pukul  : 08: 00 wib

A.    Identitas ibu.
Nama Ibu                                : Rina
Umur                                      : 33 thn
Suku/Bangsa                           : Aceh/Indonesia
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : SMA
Alamat                                    : Lipah Tutong

Nama Suami                            : Ridwan
Umur                                       : 35 thn
Suku/Bangsa                           : Aceh/Indonesia
Agama                                     : Islam          
Pendidikan                              : SMA
Alamat                                                : Lipah Tutong.

B.     Data Subjek  
1.    ibu mengatakan ini kehamilan ketiga.
2.    HPHT         : 10-10-2011
3.    TT   : Tidak Lengkap
4.    Ibu mengatakan pusing, badan terasa panas dingin, penglihatan kabur, adanya lesi di bagian tubuh dan muka.
5.    Ibu mengeluh susah makan karna adanya luka di bagian bibir bawah

C.  Data Objek.
TD              : 110/70 mmHg
     Pols             :  78 x/m
     Temp          :  36°C
     Resp           :  20 x/m
     TB              : 155 Cm
     BB              :   64 Kg
     LILA          :   24,0 Cm
1.    Pemeriksaan Leopold :
-Tinggio fundus uteri :   32 cm
- posisi punggung janin : PUKI
- bagian terendah janin :  kepala
- penurunan bagian terendah :Kepala sebagian kecil sudah masuk PAP/Disvergent
2.    DJJ      : 120 X /menit
3.    TBJ     : 3565    Gram
4.    TTP : 17-7 – 2012.
5.    K/U     : Kurang baik.
6.    Adanya luka di bagian bawah bibir ibu.
7.    Pemeriksaan laboratorium ibu positif terserang virus CMV dan Sifilis.

D.  ASSESMENT
1.    Ibu dengan Kehamilan 38 minggu Diagnosis terinfeksi CMV dan Sifilis atau terkena virus cito megalo virus dan bakteri Treponema Pallidum. .  G: III     P: II     A: 0, janin hidup intra uterin, posisi PUKI, presentasi kepala dan Disvergent.

E.  PLENING.
1.    Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
2.    Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
3.    Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
4.    Menginformasikan pada ibu tentang tanda bahaya selama kehamilan.
5.    Menganjurkan kepada ibu tentang persiapan persalinan.
6.    Membberi tablet fe dengan dosis 1 tablet sehari.
7.    Menganjurkan ibu untuk kembali apabila ada keluhan.
8.    Mengancurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
9.    Menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang setengah matang.
10.    Menganjurkan ibu untuk lebih menjaga jarak terhapad orang sekitar.
11.    Memberi obat- obatan sesuai kebutuhan ibu misalnya, penisilin, antibiotik,
dan lain- lain.
12.    Memasang infus yang berupa Ganciclovir dan Foscarnit.
13.    Perawan lebih intesnsif kepada ibu.
14.    Persiapan Rujukan untuk pasca persalinan.



PENDOKUMENTASIAN ( SOAP ) PADA IBU INC

KALA I

Tanggal  : 09-04-2012                                             Pukul  : 08: 00 wib

A.  Identitas ibu.
Nama Ibu                                : Rina
Umur                                      : 33 thn
Suku/Bangsa                           : Aceh/Indonesia
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : SMA
Alamat                                    : Lipah Tutong

Nama Suami                            : Ridwan
Umur                                       : 35 thn
Suku/Bangsa                           : Aceh/Indonesia
Agama                                     : Islam          
Pendidikan                              : SMA
Alamat                                                : Lipah Tutong.

B.  Data Subjek.
1.    Nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
2.    Ibu mengeluh lemah.
3.    Sulit untuk bicara karena ada luka di bagian bibir bawah ibu.

C.  Data Objek
-TD                  :90/80 mmHg
-Pols                :80 x/m
-Tem                :36,5°C
-Resp               :24 x/m
-TB                  :156 Cm
-BB                 :65Kg
-LILA             :24 Cm
-Pemeriksaan Leopold
       Tinggi fundus uteri                      : 30    cm,
       posisi punggung janin                  : PUKA,
       bagian terendah janin                   : kepala,
       penurunan bagian terendah          : Convergent 4/5
-  DJJ                : 128 X /menit
-  TBJ               : 2790 Gram
-  HPHT           : 02-07-2011
-  TTP               : 09-04-2012
-  Pembukaan   : 4 cm
-  K/U               : Bai
D.    Assasment.
Ibu Inpartu dengan G: I    P: I    A:O      , umur kehamilan  38  minggu, janin hidup intra uterin, posisi PUKA, presentasi kepala dan convergent, penurunan bagian terendah 4/5, pembukaan servik 4 cm, his ada tapi lemah, kontraksi 3 x/10 menit, konsistensi his lemah. Keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan diagnosis CMV dan Sifili.

E.   Perencanaan
1.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2.      Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
3.      Memasang infus untuk kenyamanan dan kondisi ibu agar lebih baik.
4.      Berikan dukungan dan asuhan pada ibu
5.      Jelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga
6.      Pantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf
7.      Lakukan VT dan Vital sign setiap 30 menit atau setiap 4 jam sekali sesuai indikasi.
8.      Bila dalam 8 jam ibu tidak ada perubahan dan kemajuan dalam persalinan segera merujuk ibu.
9.      Malakukan peneriksaan lab lanjutan tentang komplikasi yang diderita ibu.
10.  Apabila kondisi ibu lebih memburuk segera merujuk ke tempat yang lebih lengkap fasilitas persalinan.
11.  Kompromi kembali tentang kondisi ibu dengan keluarga.

KALA II

Tanggal  : 09-04-2012                                             Pukul  : 08: 00 wib

A.  Subjek
Ibu mengatakan nyeri di atas simpisis yang menjalar ke pinggang yang sangat kuat dan keinginan mengedan.
Ibu merasa sangat lemah dan tidak mampu untuk mengedan secara normal.
Ibu menangis karena menahan rasa sakit.

B.  Objek
-TD                  :90/80 mmHg
-Pols                :80 x/m
-Tem                :36,5°C
-Resp               :24 x/m
-TB                  :156 Cm
-BB                 :65Kg
-LILA             :24 Cm
Penurunan kepala : 4/5
Kontraksi 3x10 menit dengan durasi kurang dari 30detik
Ketuban pecah warna jernih


C.     Assasment.
       Ibu inpartu kala II persalinan, keadaan ibu kurang baik, penurunan kepala janin tidak meningkat, his ibu lemah, ibu dengan Diagnosis CMV dan sifilis segera dirujuk ke Rumah sakit untuk mendapatkan asuhan kebidanan yang lebih intensif.

D.  Planning / Perencanaan
Menolong persalinan menggunakan alat- alat yang steril dan sesuai APN
Beri dukungan pada ibu dalam menghadapi persalinan
Informasikan tentang kemajuan persalinan.
Segera merujuk ibu ketempat yang lebih lengkap fasilitas
Memberikan obat- obatan untuk menenangkan ibu.
Menentukan tempat yang pantas untuk kolaborasi rujukan ibu.
Kompromi dengan keluarga.  















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ASKEB EPISIOTOMI.....Pada Ny. N di BPS Martini Lhokseukon.







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar diberbagai negara salah satunya juga terjadi dinegara maju. WHO (World Health Organization) memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan 1:18 meninggal akibat kehamilan atau persalinan, di Afrika 1:14 dan di Amerika Utara 1:6,366 (Sarwono, 2007).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas pemerintah (Sarwono, 2007).
Sedangkan angka kematian bayi (infant mortality rate), yakni angka kematian bayi sampai umur 1 tahun, di negara-negara maju telah turun dengan cepat dan sekarang mencapai angka di bawah 20 pada 1000 kelahiran (Sarwono, 2008).
Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut. Oleh sebab itu, pertimbangan untuk melakukan episiotomi harus mengacu pada pertimbangan klinik yang tepat dan tehnik yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi (Sarwono, 2008).  
Berdasarkan empiris, banyak kasus-kasus yang dilakukan episiotomi, karena nyeri waktu menjahit luka menyulitkan petugas, sehingga tindakan yang seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu singkat akan memakan waktu yang lebih lama dan kemungkinan kejadian infeksi akan lebih tinggi. Disamping itu aproksimasi anatomi luka akan lebih sulit dilakukan karena pasien dalam keadaan gelisah, hal ini juga akan ikut mengganggu penyembuhan luka (Sarwono, 2008).
Bidan merupakan seorang profesional yang sudah dilatih dengan pengetahuan khusus dalam memberi bantuan kepada wanita agar tetap sehat selama hamil dan menolongnya pada waktu melahirkan, ahli dalam memberi asuhan, penyuluhan, konseling dan dukungan secara individu kepada wanita dan bayinya dalam siklus kehamilan dan persalinan  (Purwandari, 2008).
Upaya Mahasiswa untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi adalah dengan meningkatkan keterampilan dalam segi teori dan praktek kebidanan (Prawirohardjo, 2006 ).
Pada masa yang lalu, tindakan  episiotomi dilakukan secara rutin terutama pada primipara. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma pada kepala janin, mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah untuk menjahitnya. Namun hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada bukti yang mendukung manfaat episiotomo. Pada kenyataannya tundakan episiotomi dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah dalam lika perinium bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari-hari pertama postpartum (Sumarah, 2008).

B.     TUJUAN.
1.Tujuan umum
Memantau dan menerapkan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan menggunakan Manajemen 7 langkah varney dan SOAP.
2.   Tujuan khusus
a.    Mampu melakukan pengkajian pada persalinan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan pada Ny.N.
b.   Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/ masalah  pada Ny.N.
c.    Mampu mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya pada Ny.N.
d.   Mampu melakukan tindakan segera pada Ny.N.
e.    Mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya pada Ny.N.
f.    Mampu melaksanakan secara langsung asuhan yang efisien dan aman pada Ny.R.
g.   Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada Ny.N.

C.    MANFAAT.
1.      Manfaat Bagi Penulis.
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan dan praktek klinik.
2.      Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang bermutu dan dapat menerapkan hak-hak yang seharusnya di dapatkan klien.


BAB II
PEMBAHASAN
A.       DEFINISI
Pada masa yang lalu, tindakan episiotomi dilakukan secara rutin terutama pada primipara. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah trauma pada kepala janin, mencegah kerusakan pada spinter ani serta lebih mudah untuk menjahitnya. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung manfaat episiotomy (Enkim, Keiser, Renfew dan Nelson, 1995; Wooly, 1995). Pada kenyataannya tindakan episiotomy dapat menyebabkan peningkatan jumlah kehilangan darah ibu, bertambah dalam luka perineum bagian posterior, meningkatkan kerusakan pada spinter ani dan peningkatan rasa nyeri pada hari- hari pertama post partum.
Tujuan menjahit laserasi atau episiotomi adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostasis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan benang yang cukup panjang dan gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mencapai tujuan pendekatan dan hemostasis (JNPK-KR, 2008).
Episiotomi dilakukan dengan membuat insisi bedah kecil ke dalam perineum, yang membantu mencegah peregangan berlebihan oleh kepala bayi pada jaringan vulva posterior serta otot-otot perineum, dan mengganti robekan vagina serta perineum yang tidak beraturan dengan jaringan yang terpotong rapi dan bersih sehingga memungkinkan perbaikan optimal. Episiotomi juga membantu mengurangi resistensi terhadap bagian terendah yang terus maju dan dianjurkan pada kelahiran bayi premature (atlas kebidanan).
Episiotomi medialis hanya disertai dengan sedikit perdarahan, perbaikan yang lebih mudah, dan nyeri penyembuhan yang jauh lebih ringan dibandingkan dengan episiotomi posterolateral. Namun, episiotomi medialis memiliki risiko tinggi untuk meluas ke rektum. Episiotomi mediolateralis adalah suatu kompromi yang dapat diterima. Kebanyakan operator menggunakan gunting pada pelaksanaan tindakan ini meskipun skapel dapat menghasilkan insisi yang rapi dan terkendali di tangan orang yang berpengalaman
(Rukiah, 2009).

B.     INDIKASI EPISIOTOMI
1.      Gawat janin. Untuk menolong keselamatan janin, maka persalinan harus segera diakhiri.
2.      Persalinan pervagina dengan penyulit, misalnya presbo, distokia bahu, akan dilakukan ekstraksi forcep, ekstraksi vacuum.
3.      Jaringan parut pada perineum ataupun pada vagina.
4.      Perineum kaku dan pendek.
5.      Adanya rupture yang membakat pada perineum.
6.      Premature untuk mengurangi tekanan pada kepala janin.

C.    DERAJAT LASERASI
1.       Derajat satu : mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit perineum.
2.      Derajat dua : mukosa vagina, komisura, kulit perineum, dan otot perineum.
3.      Derajat tiga : mukosa vagina, komisura, kulit perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani.
4.      Derajat empat : mukosa vagina, komisura, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani, dan dinding depan rektum (JNPK-KR, 2008).

D.    CARA EPISIOTOMI.
1.   Persiapan
a.       Peralatan: bak steril berisi kasa, gunting episiotomy, betadine, spuit 10 ml dengan jarum ukuran minimal 22 dan panjang 4 cm, lidokain 1% tanpa epineprin. Bila lidokain 1 % dengan cara melarutkan 1 bagian lidokain 2 % ditambah satu bagian cairan garam fisiologis atau air destilasi steril.
Contoh : Larutkan 5 ml lidokain 2% ke dalam 5 ml cairan garam fisiologis atau air destilasi steril.
b.      Pertimbangan secara matang tujuan episiotomi.
2.      Pelaksanaan
a.       Pemberian anastesi local
1)   Penjelasan prosedur kepada pasien.
2)   Cuci tangan.
3)   Memakai sarung tangan.
4)   Hisap 10 ml larutan lidokain 1% tanpa epineprin.
5)   Letakkan 2 jari tangan kiri kedalam vagina diantara kepala janindan perineum.
6)   Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang akan dilakukan episiotomy.
7)   Lakukan aspirasi (menarik batang penghisap spuit) untuk memestikan jarum tidak berada didalam pembuluh darah.  Bila terdapat darah maka tariklah jarum dan tusukkan kembali kepada daerah didekatmya. Hal ini untuk menghindari kematian ibu karena lidokain yang disuntikan kedalam pembuluh darah dapat mengakibatka kejang pada ibu.
8)   Tarik jarum perlahan sambil mendorong lidokain. Suntikan maksimum 10ml. cabut jarum bila sudah kembali ketitik asal pada saat jarum ditusukan. Kulit perineum akan terlihat dan teraba pada palpasi menggelembung disepanjang garis yang akan dilakukan episiotomy.
b.      Prosedur episiotomy.
1)      Tindakan episiotomy dilakukan pada saat perineum menipis dan pucat, kepala janin sudah terlihat 3-4 cm saat kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pendarahan.
2)      Masukkan 2 jari tangan kiri (jika penolong tidak kidal) kedalam vagina diantara kepala janin dan perineum. Kedua jari agak diregangkan dan sedikit melakukan tekanan ke arah luar perineum dengan lembut. Tindakan ini dimaksudkan untuk melindungi kepala janin dari gunting dan membuat episiotomy lebih mudah karena perineum menjadi rata.
3)      Dengan gunting episiotomy desinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan gunting di tengah faurchette posterior dan posisi gunting mengarah ke sudut yang diinginkan dengan episiotomy mediolateral atau lateral. Bila menginginkan mediolateral, tempatkan gunting ke arah menjauh dari anus.
4)      Gunting perineum dengan satu atau guntingan yang mantap sekitar 3-4cm. jangan menggunting denagn cara sedikit demi sedikit. Hal ini akan mengakibatkan waktu penyembuhan luka lebih lama karena tepi luka tidak rata.
5)      Gunting kearah dalam vagina sekitar 2-3 cm.
6)      Bila kepala janin belum lahir, maka lakukan penekanan dengan kasa deinfeksi tingkat tinggi pada tingkat perineum utnuk mencegah terjadinya pendarahan.



BAB III
TINJAUAN KASUS

A.          MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :03.00 Wib
I.      PENGUMPULAN DATA
A.    Data subjektif
Tanggal           :21- februari- 2012                    Pukul :03.00 Wib.
            1.   Alasan utama masuk kamar bersalin                 : ingin melahirkan.
            2.   Perasaan sejak datang ke klinik                        : Nyeri di atas simpisis
            3.   Tanda – tanda bersalinan.
Kontraksi                                  : Ada.
Sejak tanggal                            : 13- februari- 2012.
Pukul                                        : 22.00 Wib.
Frekwensi                                 : 3 x setiap 10 menit.
Lamanya                                   : 20 – 40 detik.
Lokasi ketidak nyamanan         : simpisis, pinggang dan vagina
         4.      Pengeluaran vagina
Darah / lendir                : Ada
Darah segar                   : Ada               Jumlah : 40 cc             Warna: merah.
Air ketuban                   : Ada               Jumlah : 500 cc           Warna: Jernih.
         5.      Masalah – masalah yang khusus           :           Tidak ada.
         6.      Riwayat kehamilan sekarang.
HPHT                           : 25- 05- 2011
ANC                             : 4 kali di bidan.
      7.         Riwayat imunisasi        : Lengkap.
      8.         Riwayat kehamilan dan persalinan lalu            :Tidak ada.
      9.         Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir           : ada
           10.      Makan dan minum terakhir pukul     : 20.00 WIB
   Jenis makanan                                    : nasi dan lauk pauk serta air putih.
           11.      BAB terakhir                                     : 15.00wib.
           12.      BAK terakhir                                     : 23:20wib.
           13.      Tidur                                                  : Kurang tidur karena nyeri pada perut.
           14.      Psikologi                                            : Cemas.
           15.      Keluhan lain ( bila ada )                    : tidak ada.

B.     Data objektif
1.      Keadaan umum           : kurang baik
Status emosional   : stabil.
2.      Tanda vital
TD                         :110/80 mmHg                        Pols     : 82x/m
Resp                      : 24x/m                                    Temp   :36.5°C
TB                         :157Cm                                   BB       : 66 Kg
3.      Wajah.
Mata                                  : Konjungtiva palpebra inferior pucat
                                                              Sklera tidak ikterik.
     Hidung                               : tidak ada polip dan pengeluaran cairan.
 Mulut                                 : Lidah bersih dan tidak ada kelainan
                 Gigi                                    : Tidak ada caries.
4.      Telinga                                    : Tidak ada serumen dan pengeluaran cairan.
5.      Leher                                       : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan
                                                              Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
6.      Mammae                                 : Simetris kanan dan kiri.
Papilae menonjol.
Ariola menghitam.
Benjolan / tumor tidak ada.
7.   Punggung dan pinggang                     : tidak ada kelainan.
8.   Posisi tulang belakang                         : Normal.
9.   Abdomen                                            : membesar sesuai umur kehamilan.
Linea / strie                                   :Tidak ada.
Bekas luka operasi                        :tidak ada.
Pergerakan janin                            :ada.
Perkusi abdomen                           :tidak dilakukan                                                        
C.     Pemeriksaan Khusus Kebidanan
1.      Kontraksi                                     : ada.
2.      Palpasi ( menurut Leopold ).
Leopold I                                : 32   cm.
Leopold II                               : Puka.
Leopold III                             : kepala.
Leopold IV                             :Convergent.
3.      Penurunan kepala                        : 3/5.
4.      Auskultasi DJJ                             : 140 x/menit.
5.      Frekwensi                                    :  teratur.
6.      Estimate Body Weight ( EBW ) : 3255 Gram
7.      Ano genitalia                               : Normal.
8.      Oedema                                       : tidak ada.
9.      Luka vagina                                 : tidak ada.
10.  Kemerahan                                  : tidak ada.
11.  Varices                                         : tidak ada
12.  Pengeluaran cairan                       : ada.
13.  Perineum                                      : tidak ada bekas robekan.
14.  Ekstremitas                                  : Normal.
Oedema pada tangan dan kaki: tidak ada.
Oedema ekstremitas bawah                : tidak ada.
Varices tungkai dan kaki                    : tidak ada.
Kemerahan                                          : tidak ada.
Reflek kanan kiri                                 : Ada ( + ).
Kekakuan sendi                                  : tidak ada.
15.  Pemeriksaan pervaginam
Indikasi                       : inpartu          Pukul   :06.00Wib.
Oleh                                                    : Bidan Martini.
Dinding vagina                                   : Kaku.
Konsistensi portio                               : Retrofleksi.
Pembukaan servik                               : 9cm.
Ketuban                                              : utuh.
Presentasi janin                                   : Kepala.
Penurunan bagian terendah                 : 2/5

II.            INTERPRESTASI DATA.
Diagnosa                            : G: II      P:I      A: 0.
Usia kehamilan                  : 39 Minggu.
Inpartu                               : Janin hidup intra uteri, janin tunggal, Presentasi kepala,          penurunan. Kepala 3/5,Convergent,Fase aktif kala I,K/U Baik.
Data dasar ibu                   : HPHT :25- 05- 2012.
                                         Adanya pergerakan janin.
                                        Nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
                                    O  : Adanya lendir bercampur darah dari vagina.
                                        Kontraksi 3 x/ 10 menit.
                                       Pembukaan 6cm, penurunan kepala.
                                       Ketuban utuh, his kekuatan sedang, DJJ 140 x /menit.
Masalah           :   Tidak ada.
III.            IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Perineum kaku dan lubang vagina kecil.
IV.            TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI.
Episitomi pada kala II. 
V.            RENCANA MANAJEMEN
a.       Bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b.      Informasikan kepada ibu tentang keadaan diri dan janinya.
c.       Beri dukungan dan asuhan pada ibu.
d.      Jaga hak dan privasi ibu pada saat melakukan pemeriksaan.
e.       Jelaskan pada ibu setiap kemajuan persalinan sesuai partograf.
f.       Anjurkan pada ibu berbaring posisi miring.
g.      Ajarkan pada ibu cara bernafas saat adanya kontraksi .
h.      Lanjutkan VT dan vital sign setiap 4 jam sekali kemudian prediksi.

VI.            PELAKSANAAN MANAJEMEN
a.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
b.      Menjelaskan pada ibu dan keluarga kemajuan persalinan
c.       Menjaga hak privasi ibu dan meminta maaf saat melakukan pemeriksaan dengan menggunakan penutup atau tirai.
d.      Menginformasikan kepada ibu tentang keadaan diri dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
TD             : 110/80 mmHg.
Temp         : 36,5 °C.
Pols           : 82x/m.
Resp          : 24 x/m.
BB             : 66 Kg.
TB             : 157 Cm.
e.       Pemeriksaan leopold :
Tinggi fundus uteri : 32 cm.
Posisi punggung janin : PUKA.
Bagian terendah janin : kepala.
Penurunan bagian terendah janin : Convergent 2/5
     LILA   : 29Cm
     DJJ      :140 x/m
     TBJ      : 3255 Gram.
     Keadaan janin tunggal
f.       Menjaga hak dan privasi ibu saat persalinan antara lain menggunakan penutup/             tirai,menghadirkan suami atau orang terdekat sebagai pendamping persalunan.
g.      Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahanyang terjadi serta prosedur yang akan di laksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
h.      Memantau kemajuan persalinan sesuai partograf.
i.        Bantulah ibu dalam persalinanjika tampak gelisahdan ketakutan.
1)   Berikan dukungan dan keyakinan pada ibu.
2)   Dengarkan keluhan ibu saat menghadapi persalinan
3)   Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu akan tetapi apabila ibu dalam posisi berbaring di tempat tidur menganjurkan untuk miring.

VII.      EVALUASI
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :03.00 Wib.
1.Ibu merasa resah dalam menghadapi proses persalinan.
2.Ibu merasa nyaman setelah diberikan konseling oleh bidan.
3.Ibu sudah berbaring dalam posisi miring.
B.     PENDOKUMENTASIAN ( SOAP ) PADA IBU INC
IDENTITAS
Nama Ibu                :Nuraida                      Nama Suami                : M. yanis
Umur                      : 32 tahun                    Umur                           : 34 tahun
Suku/ bangsa          : Aceh                          Suku/ Bangsa              : Aceh
Agama                    : Islam                                     Agama                         : Islam
Pendidikan                         : PNS                           Pendidikan                  :
Pekerjaan                : Guru                          Pekerjaan                     : wiraswasta.
KALA I
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :06.00 Wib
1.      SUBJEK.
Ibu mengeluh nyeri di atas simpisis, pinggang dan vagina.
Ibu mengeluh seperti mau BAB.
2.   OBJEKTIF
a.      TD             :110/80 mmHgPols                 :84 x/m
b.      Tem                       :37°C
c.       Resp                      :24 x/m
d.      TB             :156 Cm
e.       BB             :65Kg
f.       LILA                     :29 Cm
g.      Pemeriksaan Leopold
Tinggi fundus uteri                 : 32cm.
Posisi punggung janin             : PUKA.
Bagian terendah janin             : kepala.
Penurunan bagian terendah : Convergent 2/5
h.      DJJ                        : 140 X /menit.
i.        TBJ                        : 3565 Gram
j.        TTP                       : 01-03-2012
k.      Pembukaan            : 9 cm.
l.        K/U                       : kurang Baik

3.      ASSASMENT.
Ibu Inpartu dengan G: II    P: I    A:O      , umur kehamilan  39  minggu,janin hidup intra uterin, posisi PUKA, presentasi kepala dan convergent, penurunan bagian terendah 2/5,pembukaan servik 9 cm,his ada, kontraksi 4 x/10 menit, konsistensi his sedang,  pada saat persalinan.
  
4.      PLEANING.
a.      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga.
b.      Menginformasikan keadaan ibu dan janinya berdasarkan hasil pemeriksaan.
c.       Berikan dukungan dan asuhan pada ibu.
d.      Jelaskan kemajuan persalinan pada ibu dan keluarga.
e.       Pantau kemajuan persalinan sesuai dengan partograf.
f.       Lakukan VT dan Vital sign setiap 30 menit atau setiap 4 jam sekali sesuai indikasi

KALA II
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :07:00 Wib
1.      SUBJEKTIF.
Ibu mengatakan nyeri di atas simpisis yang menjalar ke pinggang yang sangat kuat dan keinginan mengedan.

2.      OBJEKTIF.
a.      TD             :110/80 mmHg.
b.      Pols                       : 84 x/m.
c.       Temp                     :37°C.
d.      Resp                      :24 x/m.
e.       VT             :10 Cm.
f.       DJJ                        : 140 x/m.
g.      Penurunan kepala : 0/5.
h.      Kontraksi 5 x/10 menit selama >40 detik         
            Ketuban pecah warna jernih
            Bayi lahir lengkap
3.      ASSESMENT
       Ibu inpartu kala II persalinan, keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan Hb di bawah normal, pada saat persalinan perineum ibu harus di epis karena perineum kaku dan terjadinya gawat janin.
4.      PLANNING / PERENCANAAN
a.      Antisipasi persalinan normal.
b.      Pimpin persalinan, dan puji pada saat his.
c.       Anjurkan perubahan posisi untuk mengurangi rasa sakit.
d.      Beri dukungan pada ibu dalam menghadapi persalinan.
e.       Jelaskan kemajuan persalinan.
f.       Minta bantuan pada keluarga untuk membantu ibu dengan dorongan do’a pada saat persalinan
KALA III
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :07: 15 Wib
1.      SUBJEKTIF
a.      Ibu mengatakan terasa nyeri pada perut.

2.   OBJEKTIF
a.      Tidak adanya bayi kedua.
b.      Menyuntikkan oxitosin 10 unit /IM, 2 menit setelah bayi lahir.
c.       Adanya kontraksi.
d.      Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
e.       Pengeluaran plasenta lengkap dengan selaput ketuban warna merah.

3.ANALISA DATA
a.      Ibu inpartu kala III persalianan.
b.      Perdarahan normal.
c.       Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

4.      PLANNING / PERENCANAAN.
a.      Berikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
b.      pelepasan plasenta
1)      Oksitosin dapat diberikan setelah 2 menit bayi lahir.
2)      Jika tidak tersedia oksitosin, rangsang pada puting ibu atau susukan bayi segera untuk menghasilkan oksitosin alami.
3)      Lakukan penegangan tali pusat terkendali.
4)      PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi.
5)      Begitu plasenta terasa terlepas, keluarkan dengan menggerakan tangan atau klem pada tali pusat mendekati   plasenta,keluarkan plasenta dengan gerakanke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan memegang plasenta dan perlahan memutar  plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
6)      Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, massage fundus uteri agar menimbulkan kontraksi yang dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan pasca persalin.
KALA IV
Tanggal           :21- februari- 2012                                Pukul :07; 20 Wib
1.      SUBJEKTIF.
a.      Ibu mengatakan banyak darah keluar pada saat tidur miring ke samping.
b.      Ibu mengatakan bayinya belum bisa menyyusui.

2.      OBJEKTIF
a.      K/U           :ibu dan bayi baik.
b.      TD             :120/80 x/m
c.       Pols           :82 x/m
d.      Temp         :37,4°C
e.       Resp          :24 x/m
f.       TFU           : 2 jari di bawah pusat
g.      Kontraksi uterus kurang baik.
h.      Perdarahan normal.
i.        Lokhea rubra
j.        Bayi        TB          : 46 cm                        BB       : 2800 gram

3.      ANALISA DATA.
Perdarahan kala IV normal.
melakukan penghetingan pada bagian perineum karena episiotomy.
4.      PLANNING / PERENCANAAN
a.      Observasi k/u ibu dan bayi 2 jam sekali persalianan
b.      Periksa tinggi fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20 – 30 menit kedua.
c.       Periksa tanda vital sign,kandung kemih,perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit setelah jam kedua.
d.      Anjurkan pada ibu agar minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
e.       Bersihkan perineum ibu dan kenakan ibu pakaian yang bersih dan kering.
f.       Biarkan ibu beristirahat dan membantunya dalam posisi yang nyaman.
g.      Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayinya.
h.      Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun sendiri dan boleh di bantu jika ibu merasa pusing dan lemah.
i.        Pastikan ibu sudah BAK setelah 3 jam persalinan
Catatan Persalinan
Pada tanggal   :21- februari- 2012                              Pukul   : 09:00 Wib
His kurang kuat sampai proses persalinan berlansung, pembukaan lengkap, penurunan kepala 0/5,DJJ 140x /menit,persalinan siap di pimpin,bayi lahir pukul :07:00 Wib, panjang tali pusat 55 cm,berat plasenta 500 gram, jumlah kotiledon 20, plasenta lahir lengkap,jenis kelamin bayi laki – laki,BB 2800 gram, PB 46 cm, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, perdarahan normal,k/u ibu baik hanya saja ibu merasa nyeri di bagian perineum karena harus di heating dan keadaan bayi baik.





BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Episiotomi dilakukan dengan membuat insisi bedah kecil ke dalam perineum, yang membantu mencegah peregangan berlebihan oleh kepala bayi pada jaringan vulva posterior serta otot-otot perineum, dan mengganti robekan vagina serta perineum yang tidak beraturan dengan jaringan yang terpotong rapi dan bersih sehingga memungkinkan perbaikan optimal.
His kurang kuat sampai proses persalinan berlansung, pembukaan lengkap, penurunan kepala 0/5,DJJ 140x /menit,persalinan siap di pimpin,bayi lahir pukul :07:00 Wib, panjang tali pusat 55 cm,berat plasenta 500 gram, jumlah kotiledon 20, plasenta lahir lengkap,jenis kelamin bayi laki – laki,BB 2800 gram, PB 46 cm, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, lokhea rubra, perdarahan normal,k/u ibu baik hanya saja ibu merasa nyeri di bagian perineum karena harus di heating dan keadaan bayi baik.

B.     SARAN.
Kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan – kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih apabila para pembaca dan dosen pembimbing menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan isi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswi akdemi kebidanan STIkes Bumi persada Lhokseumawe . Akhirnya hanya kepada ALLAH jualah kami memohon dan berdoa. Amin...



DAFTAR PUSTAKA

1.      Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta ; Tridasa Printer.
2.      Teber, Ben-Zian. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS